“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.
[Al Qashash/28 : 56]
1 April 2017, ulang tahunku ke-20. Dua tahun lalu aku masih menjalin hubungan tanpa ikatan yg sah (pacaran) dengan seorang pria yang aku kenal betul bagaimana keluarganya. Seperti tahun kemarin (2016) aku tau pasti mendapat surprise darinya dan itu sudah seperti ritual wajib selama hampir 2 tahun lebih aku dan dia menjalin hubungan. Meskipun aku tidak pernah melakukan hal yang sama untuknya. Tapi itulah dia, sosok yg awalnya kukenal begitu baik terhadapku, namun pada akhirnya aku harus memilih untuk meninggalkannya. Demi kebaikanku.
Sebelum melanjutkan cerita ini, aku ingin katakan bahwa aku mempunyai 2 orang sahabat, Ongit (NN) dan Buila (NS). Mereka berdua juga adik sepupunya pacarku (Sekarang udah mantan ya). Sebelum aku menjalin hubungan dengan dia, aku telah lebih dulu mengenal NS dan NN, dua sosok perempuan yang sangat baik, peduli dan juga menyayangiku layaknya saudara. NS kuliah dijurusan Keperawatan di Universitas yang sama denganku, sementara NN dia kuliah di Jakarta jurusan Hukum.
Selama menjalin hubungan pacaran dengannya, aku sering bertengkar dengan NS dan NN, mereka ingin aku mengakhiri hubunganku dengan sepupu mereka, sebab mereka yang lebih tau bagaimana sifat dan sikapnya, itu alasan yang selalu aku dengar keluar dari mulut mereka. Aku sempat bimbang, mengakhiri hubungan dengan seseorag yang aku cintai tidaklah mudah untuk dilakukan, terlebih perasaanku terhadapnya saat itu masih sulit untuk aku lepaskan. Hingga akhirnya hubungan antara aku dan mereka berdua terjalin tidak mengenakkan. Kita seperti bukan lagi sahabat, jarang komunikasi, tidak lagi pernah berbagi suka dan duka, bahkan aku dan NN sampai tidak saling bertegur sapa jika berpapasan dirumahnya, dikampus ataupun dijalan.
Ulang tahunku ke 20, awal dimana segalanya dimulai, hari itu aku merasa ada yang aneh, tidak mendapat surprise darinya, tak ada kue ulang tahun seperti sebelumnya, sementara aku hanya menerima 2 pesan via BBM bertuliskan kalimat-kalimat ucapan ulang tahun yg begitu romantis, dan pesan kedua "maaf belum bisa bertemu denganmu hari ini, dompetku hilang dengan semua kartu-kartuku, semoga kamu mengerti". Selesai membacanya aku merasa mungkinkah ini bagian dari surprisenya? entahlah.. (2 minggu setelah ulang tahunku, aku mengetahui kebenaran dari alasan yang dia berikan, tidak perlu lagi kuceritakan disini)
Keesokan harinya saat berada dikampus, aku menerima pesan dari orang yang pernah tinggal di kost berseblahan denganku, kami sangat dekat, dia perempuan yg sholehah, baik dan suka berbagi cerita denganku. Aku memanggilnya ka Adel, dia juga sering menasehatiku untuk berhenti pacaran. Dan you knowlah, tidak serta merta kata-katanya aku terima. Sebab waktu itu aku masih belum bisa melakukannya. Dia menungguku didepan gerbang jurusan. Kami bertemu tidak lama, dia hanya memberikan tas warna pink yang tertutup rapi. "Selamat ulang tahun adiknya ka dell yang cerewet" Katanya sambil tersenyum. Terima kasih banyak ka, ucapku.
Singkat cerita akupun kembali ke kost, dengan perasaan senang kubuka hadiah itu, didalamnya ada Al-Qur'an berukuran sedang warna coklat tua. Aku terdiam dan tidak percaya melihat isi dari kado itu. Kuambil handphone dan kemudian mengetik pesan untuk ka Adel "Ka, terima kasih hadiahnya sudah kubuka. btw, kenapa ka dell memberikannku Al-Qur'an? Padahal ka tau, untuk sholatpun aku enggak, apalagi mau baca Qur'an?" Beberapa jam kemudian aku menerima balasan "Sama-sama sayang, ka Dell syg kamu, semoga bisa bermanfaat dan berguna yaa de, ka Dell doakan kamu bisa jadi lebih baik dari hari ini. Jangan lupa dibaca" Setelah membaca balasan pesannya, entah mengapa aku merasa ada yang lain dihatiku. Selama ini aku merasa dijauhi oleh orang-orang yang begitu mudahnya menjudge hanya karena tau bagaimana diriku. Tetapi tidak dengan dia, terima kasih ka dell.. ucapku dalam hati sembari menyimpan kembali kado itu.
Hari-hari berlalu seperti biasanya, dan aku masih pacaran. Selama menjalin hubungan ini, hampir semuanya begitu tidak baik kurasakan, perasaan gelisah, perasaan tidak bahagia, bahkan berbagai masalah datang silih berganti. Setiap detik kuhabiskan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, melupakan Tuhan, melakukan dosa bahkan dalam keadaan sadar. Nasehat-nasehat dari orang-orang terdekatku sering aku abaikan. Hingga pada satu malam aku bermimpi... "Dalam mimpi itu aku berada didalam kamar yang begitu gelap tanpa cahaya sedikitpun, tiba-tiba ada cahaya yg berasal dari atas lemari pakaianku. Aku berusaha menggapai cahaya itu, semakin kugapai semakin tinggi. Aku berusaha mengambilnya, hingga akhirnya aku berhasil meraih benda yang bercahaya itu, kupeluk dan kuletakkan didadaku. Benda itu ternyata Al-Qur'an yang diberikan oleh ka Dell beberapa bulan yang lalu". Aku terbangun dari tidur, keringat dingin membasahi bajuku malam itu. Aku menatap kosong, air mataku meleleh, menangis dan menyesal. Aku kembali teringat semua dosa-dosa yang pernah kulakukan selama ini. Hingga tiba kudengar adzan subhu berkumandang, kulangkahkan kaki menuju kamar mandi, kuambil air wudhu, dan untuk pertama kalinya aku sholat subhu setelah sekian lama tidak pernah melakukan hal itu. Perasaanku tenang, aku kembali menagis dan berdoa memohon petunjuk terlebih dari mimpi yang baru saja kualami. Jika memang pertanda baik, aku hanya meminta diberi jalan keluar yang terbaik oleh Tuhan.
Setelah mengalami mimpi itu, aku mulai memikirkan bagaimana cara mengakhiri hubungan ini. Tidak mungkin mengakhirinya tanpa alasan. Kuberanikan diri memulai percakapan ketika kami bertemu, aku meminta putus darinya, namun lagi-lagi gagal, tidak pernah berhasil! Yang kudapati hanyalah pertengkaran-pertengkaran yang menyakitkan.
Waktupun berlalu, Oktober 2018 aku mengikuti KKS (Kuliah Kerja Sibermas) di salah satu desa yang jauh dari Kota ini. Karena LDR kami jadi sering bertengkar. Hingga suatu hari dia memutuskanku secara sepihak, akupun menerima keputusannya, pada akhirnya awal November 2019 aku dan dia benar-benar sudah tidak ada lagi ikatan apapun. Rencana Tuhan memang begitu indah, sesuatu yg selalu kusemogakan dalam doa, meminta agar terlepas dari kelamnya masa lalu, meminta agar diberi kekuatan untuk melewati hari-hari terberatku tanpa teman, tanpa sahabat. Hingga pada akhirnya semua berhasil melewatkanku. Aku kembali menemukan duniaku, tanpa kekangan, tanpa air mata. Hubungan dengan sahabat dan teman-temanku kembali terjalin manis seperti dulu. Aku benar-benar bersyukur bisa kembali walau tidak sutuhnya seperti dulu. Namun satu hal yang selalu aku syukuri dari kisah ini, bahwa aku belajar untuk menerima setiap hukuman yang datang dariNya serta selalu berusaha memperbaiki apapun itu sampai pada batas waktu di dimensi yg berbeda.
Terima kasih ya Tuhan atas kasih sayang yang tiada duanya sampai saat ini terus mengalir untukku.
Aku akan berusaha untuk tetap mempertahankan semua ini sampai nanti ajal menjemput, Ilahi Aamiin.
Setelah mengalami mimpi itu, aku mulai memikirkan bagaimana cara mengakhiri hubungan ini. Tidak mungkin mengakhirinya tanpa alasan. Kuberanikan diri memulai percakapan ketika kami bertemu, aku meminta putus darinya, namun lagi-lagi gagal, tidak pernah berhasil! Yang kudapati hanyalah pertengkaran-pertengkaran yang menyakitkan.
Waktupun berlalu, Oktober 2018 aku mengikuti KKS (Kuliah Kerja Sibermas) di salah satu desa yang jauh dari Kota ini. Karena LDR kami jadi sering bertengkar. Hingga suatu hari dia memutuskanku secara sepihak, akupun menerima keputusannya, pada akhirnya awal November 2019 aku dan dia benar-benar sudah tidak ada lagi ikatan apapun. Rencana Tuhan memang begitu indah, sesuatu yg selalu kusemogakan dalam doa, meminta agar terlepas dari kelamnya masa lalu, meminta agar diberi kekuatan untuk melewati hari-hari terberatku tanpa teman, tanpa sahabat. Hingga pada akhirnya semua berhasil melewatkanku. Aku kembali menemukan duniaku, tanpa kekangan, tanpa air mata. Hubungan dengan sahabat dan teman-temanku kembali terjalin manis seperti dulu. Aku benar-benar bersyukur bisa kembali walau tidak sutuhnya seperti dulu. Namun satu hal yang selalu aku syukuri dari kisah ini, bahwa aku belajar untuk menerima setiap hukuman yang datang dariNya serta selalu berusaha memperbaiki apapun itu sampai pada batas waktu di dimensi yg berbeda.
Terima kasih ya Tuhan atas kasih sayang yang tiada duanya sampai saat ini terus mengalir untukku.
Aku akan berusaha untuk tetap mempertahankan semua ini sampai nanti ajal menjemput, Ilahi Aamiin.
Komentar
Posting Komentar